Jumat, 06 September 2013

The Selector: Fernando Torres

The Selector: Fernando TorresThe Selector: Fernando Torres

Setelah Juan Mata dan Oscar, Fernando Torres juga memberikan pengakuan mengenai enam subjek yang dikategorikan menjadi yang pertama, terakhir, terbaik, terburuk, termudah, dan tersulit...

PERTAMA
 

Belajar. Saya ingat hari pertama di universitas ketika saya mencoba belajar. Saya belajar bisnis dan ekonomi di Madrid. Saya sudah berada di tim utama Atletico jadi banyak orang kaget melihat saya di sana. Itu adalah pengalaman yang menyenangkan; saya biasa menyelesaikan latihan, langsung menuju universitas dan kemudian pulang larut malam, jadi setelah enam bulan saya harus berhenti. Terlalu sulit mengombinasikan sepakbola dan belajar tetapi itu adalah saat yang menyenangkan, atmosfer di kalangan mahasiswa menyenangkan dan saya berteman baik dengan beberapa orang dan saya masih berhubungan dengan mereka hingga saat ini.

TERAKHIR
 

Film. Film terakhir yang saya tonton adalah Up in the Air yang dibintangi George Clooney. Saya menontonnya di atas pesawat ketika kami terbang ke Praha untuk Piala Super dan filmnya cukup menarik. Film itu bercerita soal seseorang yang dipekerjakan oleh sebuah perusahaan untuk memecat orang-orang. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di atas pesawat, ia memiliki seorang istri dan anak tetapi ketika ia bepergian, ia benar-benar sendirian. Saya merekomendasikannya.

TERBAIK
 

Kenangan. Kenangan terbaik saya sebagai pesepakbola adalah ketika Spanyol menjuarai Piala Eropa kedua (tahun 2012) karena itu merupakan trofi besar ketiga kami secara berturut-turut. Itu sangat hebat karena banyak alasan: karena kemenangan kami, karena bisa membuat sejarah bersama negara saya, karena mencetak gol di final Piala Eropa kedua saya secara beruntun, karena memberikan assist kepada Juan (Mata), jadi itu adalah perasaan yang sangat menyenangkan. Saat ini itu adalah rekor terbaik bagi sebuah tim nasional.

 
TERBURUK
 

Kecemburuan. Hal terburuk di dunia adalah cemburu, Anda seharusnya bisa berbahagia unttuk orang lain ketika mereka berhasil dan mencapai target mereka, dan bukannya cemburu. Ada kecemburuan di sepakbola, tetapi itu hanya satu contoh saja, karena hal itu terjadi di semua tataran kehidupan. Saya ingat ketika saya masih 10 tahun dan orang tuan anak-anak lainnya mulai berteriak-teriak karena anak-anak mereka duduk di bangku cadangan dan tidak bermain. Itu sesuatu yang coba saya hindari ketika mendidik anak-anak saya.

TERMUDAH

 

Bangun tidur. Hal termudah bagi saya sekarang adalah bangun setiap pagi. Ketika saya muda, rasanya sulit sekali tetapi sekarang saya senang membangunkan anak-anak saya, menyiapkan sarapan mereka, dan membuat mereka siap pergi ke sekolah. Ketika saya muda, saya biasa bangun setelat mungkin, tidur di siang hari, yang mana sangat 'Spanyol', dan kemudian tidur cepat. Bangun tidur biasanya sangat sulit bagi saya tetapi sekarang saya senang bangun ketika alarm berhenti berbunyi dan saya bisa membangunkan anak-anak saya.

TERSULIT

 

Kalah. Hal tersulit di sepakbola adalah kalah di final. Seiring berjalannya waktu, Anda menyadari bahwa bisa berada di final saja merupakan sebuah pencapaian, tetapi sulit sekali rasanya bisa lolos terus melewati berbagai tingkatan dan kemudian kalah di pertandingan terakhir, apalagi jika Anda bekerja sangat keras untuk bisa ke sana. Melihat perayaan tim lain dengan piala mereka adalah hal yang sulit. Jika Anda melihat ke belakang, Anda akan mengerti bahwa finis sebagai runner-up adalah hal yang oke, tetapi saat itu pasti terasa sangat buruk. Saya pernah kalah di dua Piala Super bersama Chelsea, Piala Dunia Antar Klub, dan juga Piala Konfederasi bersama Spanyol, dan itu sulit.

Read more at http://indo.chelseafc.com/news/latest/1561#yBfk86oBvmmV8EeC.99

0 komentar:

Posting Komentar