Mourinho: Empati Yang Besar
Pada hari di mana ia akan kembali ke bench kandang di Stamford Bridge,
Jose Mourinho mengekspresikan keinginannya untuk bertahan di klub lebih
dari waktu kontraknya saat ini.
Mourinho berharap timnya bisa mempertahankan catatan impresif kami di
hari pembuka, yaitu belum pernah terkalahkan sejak kekalahan 2-1 dari
Coventry City pada 1998. Tetapi apapun yang terjadi dalam beberapa musim
ke depan, sosok asal Portugal itu berharap bisa bertahan di London
barat dalam waktu yang panjang.
"Saya gembira untuk bertahan
di klub ini, selama klub tetap senang dan saya juga senang," katanya.
"Saya tidak bisa membayangkan diri saya di Spanyol melatih klub lainnya,
saya juga tidak bisa melihat diri saya di Italia melatih klub selain
Inter. Saya tidak melihat diri saya pergi ke liga lainnya karena
liga-liga ini adalah liga yang paling saya cintai dan di mana saya ingin
bekerja."
"Di negara ini, hubungan saya adalah dengan Chelsea
Football Club. Saya akan mencoba untuk membuat klub senang dengan saya
hingga akhir kontrak saya, yang mana sebuah kontrak yang panjang, dan
saya harap di akhir nanti, kami ingin terus tetap bersama."
"Ketika klub berbicara kepada saya, ada imbas yang langsung terasa, dan
ada perasaan yang langsung muncul bahwa saya ingin kembali, tetapi
keputusan ini tidak dibuat hanya dalam dua detik saja, Anda harus
mendengarkan ide-ide klub."
"Saya banyak mendengarkan dan
mencapai analisis yang sama mengenai profil tim yang ingin kami bentuk
bersama, atau yang sudah mereka buat sebelumnya, yaitu memanggil
pemain-pemain yang dipinjamkan dan menyiapkan pemain-pemain muda di
Akademi Chelsea dengan generasi yang berikutnya. Sebagai contoh, musim
depan, (Nathaniel) Chalobah mungkin akan masuk dalam skuat utama dan
seterusnya. Mereka memerlukan stabilitas dan di saat ini, klub siap
untuk hal tersebut, pun demikian dengan saya."
"Ketika Anda
bekerja dengan empati yang besar, dan di klub ini kami memiliki empati
yang besar antara sektor-sektor yang berbeda di klub, saya pikir trofi
akan datang secara alamiah tanpa harus terobsesi, berdasarkan
stabilitas, jadi saya senang dengan hal itu."
Manajer yang
baru kembali ini kemudian menjelaskan peran yang ia yakini bisa
dimainkan oleh figur-figur senior dalam skuat untuk membantu beberapa
pemain yang kurang berpengalaman untuk mengeluarkan potensi penuh
mereka."
"Saya pikir di tim ini, terutama para pemain yang
lebih tua, sudah siap secara mental untuk merasakan segalanya," kata
Mourinho. "Mereka telah merasakan segalanya di klub ini; kesuksesan,
kegagalan, pergantian manajer, para pemain yang baru datang,
pemain-pemain yang pergi. Jadi secara mental, mereka bisa
menghadapinya."
"Mereka berada dalam kondisi yang fantastis
untuk mendukung para pemain muda. Bagi para pemain muda, ini adalah
sebuah perubahan yang besar; (Marco) Van Ginkel datang ke sini (Stamford
Bridge) dan tidak tahu di mana letak ruang ganti pemain, ini pertama
kalinya ia menghadapi situasi seperti itu di Premier League."
"Dengan generasi yang lebih tua, mereka berada di sini selain karena
mereka masih memiliki banyak hal yang bisa mereka berikan sebagai
pemain, tetapi juga untuk membantu para pemain muda ini untuk menjadi
pemain-pemain top."
"Saya pikir pelatih bukanlah seorang guru,
manajer bukanlah seorang guru, tetapi di saat yang sama Anda harus
menciptakan empati, Anda harus memuji orang-orang. Feedback adalah hal
yang penting, Anda harus bermain dengan feedback yang negatif maupun
positif, itu penting."
"Anda harus mengajari mereka bagaimana
untuk menghadapi situasi dalam tekanan tinggi dan situasi-situasi yang
sulit, saya harus melindungi mereka dan memainkan mereka ketika saya
pikir kami dalam momen yang bagus untuk memainkan mereka. Akan lebih
sulit jika mereka bermain dalam momen yang sulit bagi tim jadi kami
harus banyak memikirkannya karena hal ini bisa penting untuk masa
depan."
Sementara sekarang Mourinho memiliki ketenangan yang
lebih daripada dirinya di masa lalu, ia mengakui bahwa tingkat
kompetitifnya masih dan keinginan untuk menangnya masih kuat seperti
sebelumnya.
"Saya pikir salah satu bagian dari stabilitas
adalah menunjukkan pada mereka bahwa saya adalah seorang yang sangat
stabil, tetapi Anda juga bisa tetap stabil dan emosional di saat yang
sama," katanya. "Kami bermain di pertandingan persahabatan melawan Roma
dan cara saya melatih tim saya emosional, dan itu hanya pertandingan
persahabatan di DC."
"Jika Anda menang 2-0, Anda ingin menang
3-0; jika Anda kalah 2-0, Anda percaya Anda bisa memenangi pertandingan
3-2 hingga wasit menghentikan pertandingan. Ini adalah poin-poin yang
akan membantu para pemain muda membangun karakter mereka dan membantu
tim menciptakan identitasnya."
"Ya, saya emosional. Saya agak
merasa emosional ketika saya bermain di sini bersama Inter, tetapi apa
yang perlu saya lakukan adalah mengontrol emosi itu, saya tidak gugup,
saya ingin memenangi pertandingan-pertandingan besar; saya tidak suka
pertandingan persahabatan atau pra-musim, inilah yang telah saya
nantikan sejak saya datang."
Read more at http://indo.chelseafc.com/news/latest/1498#ZChaEBc97WcgeqFm.99
Minggu, 18 Agustus 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar