Minggu, 18 Agustus 2013

Mourinho: Empati Yang Besar

Mourinho: Empati Yang Besar

Pada hari di mana ia akan kembali ke bench kandang di Stamford Bridge, Jose Mourinho mengekspresikan keinginannya untuk bertahan di klub lebih dari waktu kontraknya saat ini.

Mourinho berharap timnya bisa mempertahankan catatan impresif kami di hari pembuka, yaitu belum pernah terkalahkan sejak kekalahan 2-1 dari Coventry City pada 1998. Tetapi apapun yang terjadi dalam beberapa musim ke depan, sosok asal Portugal itu berharap bisa bertahan di London barat dalam waktu yang panjang.

"Saya gembira untuk bertahan di klub ini, selama klub tetap senang dan saya juga senang," katanya. "Saya tidak bisa membayangkan diri saya di Spanyol melatih klub lainnya, saya juga tidak bisa melihat diri saya di Italia melatih klub selain Inter. Saya tidak melihat diri saya pergi ke liga lainnya karena liga-liga ini adalah liga yang paling saya cintai dan di mana saya ingin bekerja."

"Di negara ini, hubungan saya adalah dengan Chelsea Football Club. Saya akan mencoba untuk membuat klub senang dengan saya hingga akhir kontrak saya, yang mana sebuah kontrak yang panjang, dan saya harap di akhir nanti, kami ingin terus tetap bersama."

"Ketika klub berbicara kepada saya, ada imbas yang langsung terasa, dan ada perasaan yang langsung muncul bahwa saya ingin kembali, tetapi keputusan ini tidak dibuat hanya dalam dua detik saja, Anda harus mendengarkan ide-ide klub."

"Saya banyak mendengarkan dan mencapai analisis yang sama mengenai profil tim yang ingin kami bentuk bersama, atau yang sudah mereka buat sebelumnya, yaitu memanggil pemain-pemain yang dipinjamkan dan menyiapkan pemain-pemain muda di Akademi Chelsea dengan generasi yang berikutnya. Sebagai contoh, musim depan, (Nathaniel) Chalobah mungkin akan masuk dalam skuat utama dan seterusnya. Mereka memerlukan stabilitas dan di saat ini, klub siap untuk hal tersebut, pun demikian dengan saya."

"Ketika Anda bekerja dengan empati yang besar, dan di klub ini kami memiliki empati yang besar antara sektor-sektor yang berbeda di klub, saya pikir trofi akan datang secara alamiah tanpa harus terobsesi, berdasarkan stabilitas, jadi saya senang dengan hal itu."

Manajer yang baru kembali ini kemudian menjelaskan peran yang ia yakini bisa dimainkan oleh figur-figur senior dalam skuat untuk membantu beberapa pemain yang kurang berpengalaman untuk mengeluarkan potensi penuh mereka."

"Saya pikir di tim ini, terutama para pemain yang lebih tua, sudah siap secara mental untuk merasakan segalanya," kata Mourinho. "Mereka telah merasakan segalanya di klub ini; kesuksesan, kegagalan, pergantian manajer, para pemain yang baru datang, pemain-pemain yang pergi. Jadi secara mental, mereka bisa menghadapinya."

"Mereka berada dalam kondisi yang fantastis untuk mendukung para pemain muda. Bagi para pemain muda, ini adalah sebuah perubahan yang besar; (Marco) Van Ginkel datang ke sini (Stamford Bridge) dan tidak tahu di mana letak ruang ganti pemain, ini pertama kalinya ia menghadapi situasi seperti itu di Premier League."

"Dengan generasi yang lebih tua, mereka berada di sini selain karena mereka masih memiliki banyak hal yang bisa mereka berikan sebagai pemain, tetapi juga untuk membantu para pemain muda ini untuk menjadi pemain-pemain top."

"Saya pikir pelatih bukanlah seorang guru, manajer bukanlah seorang guru, tetapi di saat yang sama Anda harus menciptakan empati, Anda harus memuji orang-orang. Feedback adalah hal yang penting, Anda harus bermain dengan feedback yang negatif maupun positif, itu penting."

"Anda harus mengajari mereka bagaimana untuk menghadapi situasi dalam tekanan tinggi dan situasi-situasi yang sulit, saya harus melindungi mereka dan memainkan mereka ketika saya pikir kami dalam momen yang bagus untuk memainkan mereka. Akan lebih sulit jika mereka bermain dalam momen yang sulit bagi tim jadi kami harus banyak memikirkannya karena hal ini bisa penting untuk masa depan."

Sementara sekarang Mourinho memiliki ketenangan yang lebih daripada dirinya di masa lalu, ia mengakui bahwa tingkat kompetitifnya masih dan keinginan untuk menangnya masih kuat seperti sebelumnya.

"Saya pikir salah satu bagian dari stabilitas adalah menunjukkan pada mereka bahwa saya adalah seorang yang sangat stabil, tetapi Anda juga bisa tetap stabil dan emosional di saat yang sama," katanya. "Kami bermain di pertandingan persahabatan melawan Roma dan cara saya melatih tim saya emosional, dan itu hanya pertandingan persahabatan di DC."

"Jika Anda menang 2-0, Anda ingin menang 3-0; jika Anda kalah 2-0, Anda percaya Anda bisa memenangi pertandingan 3-2 hingga wasit menghentikan pertandingan. Ini adalah poin-poin yang akan membantu para pemain muda membangun karakter mereka dan membantu tim menciptakan identitasnya."

"Ya, saya emosional. Saya agak merasa emosional ketika saya bermain di sini bersama Inter, tetapi apa yang perlu saya lakukan adalah mengontrol emosi itu, saya tidak gugup, saya ingin memenangi pertandingan-pertandingan besar; saya tidak suka pertandingan persahabatan atau pra-musim, inilah yang telah saya nantikan sejak saya datang."

Read more at http://indo.chelseafc.com/news/latest/1498#ZChaEBc97WcgeqFm.99

0 komentar:

Posting Komentar